Kades Desa Margajasa "Ngambek" Soal BUMDes Urusan Internalnya
Lamsel, K86- Kepala Desa Margajasa Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) ngambek atau tidak terima terkait wawancara Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sekarjaya desa setempat yang mandek. Pasalnya, BUMDes yang mendapatkan kucuran dana dari desa mencapai Rp347 juta, tidak berjalan lagi bahkan pihaknya mempersilahkan media untuk mencari tahu sebab itu urusan internal pihaknya.
"BUMDes sudah 4 tahun tidak berjalan, ngapain kalian ngorek-ngorek BUMDes saya, itu internal kami kalian mau cari tahu silahkan, cari tau tapi yang jelas itu internal kami," cetus Alex.
Dari hasil penelusuran Tim media di dapati keterangan dari Ketua BUMDes Sekarjaya Kristiono bahwa dirinya menjadi Ketua BUMDes sejak tahun 2017 hingga sekarang. Namun berdirinya BUMDes sendiri sudah mulai sejak tahun 2015 lalu. Pemerintah Desa memberikan suntikan dana ke BUMDes sebanyak lima tahap mulai dari tahun 2015 sampai tahun 2019 yang lalu dan total dananya mencapai RP 347,933,961.
"Soal perkembangan dana BUMDes, dulu kita kembangkan ke peternakan sapi mas, jumlahnya ada 15 ekor kebetulan yang 2 sakit lalu kita sembelih dan dagingnya kita bagikan ke warga dusun si pemelihara dan sekitarnya, yang 5 kita jual lalu uangnya kita alihkan ke wardes untuk di belanjakan ke sembako dan yang tersisa sekarang hanya ada 8 ekor lagi mas dan masih di gadu atau di pelihara oleh beberapa masyarakat biasa serta beberapa anggota Bumdes," jelas Kristiono.
"Sisa sapi di pelihara oleh pak Koko salah satu anggota BUMDes tempat tinggalnya di Dusun Suka Sugih kalau berapa ekornya saya lupa, selain itu ada Pak Herianto tempat tinggalnya di Dusun Sumber Wangi berapa ekor yang dia pelihara saya juga lupa mas," tambahnya.
Kristiano memaparkan lima (5) ekor yang pihaknya jual keberapa tempat dan dananya terkumpul sebanyak Rp 30 juta. Dan dana tersebut untuk Warung Desa (Wardes) yakni belanja Sembako. Terkait wardes tersebut tuttup dirinya mengatakan kondisinya sedang sepi.
"Kalau soal rincian belanja dan sisa anggaran atau sisa hasil usaha (SHU) yang pegang bukan saya, silahkan sampean tanya ke Bendahara ibu Yayan Rohayani atau bapak Alek Kepala Desa ya soalnya saya tidak tau," tutup Kristiano.
Saat dikonfirmasi Herianto yang ikut mengadu sapi BUMDes Sekarjaya menjelaskan, dirinya pernah memilihara sapi BUMDes satu ekor namun tidak berselang lama sapi pun dibeli oleh dirinya.
"Itu sapinya sekarang sudah jadi 4 ekor di kandang saya pak, kalau Sapi BUMDes yang sekarang jujur pak saya nggak tau apa-apa, kalau memang ada pernyataan seperti itu dari Ketua BUMDes terus terang saya nggak terima, kalau suatu saat itu di Bahas oleh pihak yang berwenang saya siap di panggil untuk memberikan pernyataan," katanya.
Hal senada juga dikatakan Koko yang namanya sempat disebut-sebut oleh ketua BUMDes, bahwa dirinya tidak masuk dalam struktur kepengurusan maupun anggota BUMDes Sekarjaya dan juga bukan pemelihara sapi BUMDes, ia mengaku sebagai masyarakat biasa yang mendapat titipan sapi dari salah satu anggota dewan DPRD Lamsel.
"Soal sapi-sapi BUMDes sekarjaya Desa Margajasa saya tidak tau sama sekali pak," tegasnya.
Ditemui Yayan Rohayani Bendahara Bumdes Sekarjaya Desa Margajasa yang namanya tercantum di Struktur organisasi tersebut ternyata bertempat tinggal di Desa Bandan Hurip Kecamatan Palas. Ia mengatakan bukan bendahara BUMDes lagi, dan dirinya mengaku sebagai bendahara Desa Margajasa.
"Terkait semua rincian belanja dana BUMDes ada tapi entah di wardes atau di kantor Desa saya lupa," katanya.
Saat disinggung jumlah sapi, Sisa Sapi dan Dana SHU dirinya mengarahkan pertanyaan tersebut ke pihak Ketua BUMDes atau Kepala Desa.
"Karna saya jadi Bendahara waktu itu hanya sebentar pada tahun 2021 yang lalu dan tidak sampai setengah tahun. Untuk saat ini yang menggantikan Posisi saya itu, saya tidak tau sama sekali," Pungkasnya. (Tim)